Nasional
Beranda » PBB Nyatakan Krisis Kelaparan di Gaza, DPR RI Desak Aksi Nyata Indonesia

PBB Nyatakan Krisis Kelaparan di Gaza, DPR RI Desak Aksi Nyata Indonesia

PBB Nyatakan Krisis Kelaparan di Gaza, DPR RI Desak Aksi Nyata Indonesia

JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI, Yudha Novanza Utama, menanggapi serius pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengumumkan bencana kelaparan di Jalur Gaza, Palestina. Ia menegaskan bahwa pengumuman tersebut harus menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengambil langkah tegas guna menghentikan segala bentuk penindasan terhadap rakyat Palestina.

“Pernyataan PBB ini menjadi yang pertama kalinya krisis kelaparan diakui secara resmi di wilayah Timur Tengah. Ini mencerminkan betapa parahnya penderitaan warga Palestina, yang kini berada dalam kondisi sangat kritis,” ujar Yudha kepada media di Jakarta, Senin (25/08/2025).

Yudha menyoroti pernyataan Kepala Bantuan PBB, Tom Fletcher, yang menyebut bahwa kelaparan di Gaza bukanlah bencana alam, melainkan akibat kebijakan politik yang menghambat akses kemanusiaan. “Fletcher dengan tegas menyatakan bahwa makanan tidak dapat sampai ke Gaza karena adanya pembatasan sistematis oleh Israel. Ini jelas menunjukkan bahwa krisis ini adalah akibat ulah manusia, bukan bencana alam,” katanya.

Politisi Partai Golkar ini mendesak komunitas internasional untuk segera bersatu menekan Israel agar membuka jalur bantuan kemanusiaan. Ia juga meminta Pemerintah Indonesia untuk lebih vokal dalam forum-forum dunia.

“Saat ini, ratusan ribu warga Gaza menghadapi ancaman bencana besar. Krisis ini bukan hanya urusan Palestina, tetapi juga ujian bagi solidaritas kemanusiaan global. Kelaparan tidak boleh dijadikan senjata dalam konflik,” tegas Yudha.

Ketua Komisi I DPRK Aceh Utara Protes Kebijakan Wali Kota Lhokseumawe soal PPPK

Ia menambahkan bahwa Indonesia perlu memimpin upaya diplomatik di berbagai forum internasional, seperti PBB, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan platform global lainnya. “Indonesia tidak boleh tinggal diam. Kita harus berada di barisan terdepan untuk memperjuangkan pembukaan akses bantuan dan penghentian blokade Israel,” lanjutnya.

Yudha juga mengutuk keras blokade bantuan pangan yang menyebabkan penderitaan, terutama bagi anak-anak di Gaza.

“Anak-anak adalah korban yang paling rentan. Mereka menderita kelaparan, penyakit, dan kehilangan harapan karena perang dan blokade. Dunia tidak boleh membiarkan generasi muda Palestina mati perlahan akibat krisis ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, PBB secara resmi mengumumkan bencana kelaparan di Gaza. Namun, warga Palestina menilai pengumuman tersebut terlambat. Pernyataan ini dikeluarkan setelah Integrated Food Security Phase Classification (IPC), inisiatif yang didukung PBB, memperingatkan krisis pangan di Gaza sejak akhir Juli lalu.

Laporan IPC menunjukkan bahwa kelaparan, malnutrisi, dan penyakit telah meningkatkan angka kematian akibat krisis pangan. Lebih dari 20.000 anak dilaporkan menjalani perawatan karena malnutrisi akut antara April hingga pertengahan Juli, dengan 3.000 di antaranya mengalami malnutrisi parah.

MTQ Gampong Cempeudak Ke-5 Siap Digelar, Usung Tema Pembinaan Generasi Qur’ani di Era AI

“Data terkini menunjukkan bahwa ambang batas kelaparan telah terlampaui untuk konsumsi pangan di sebagian besar wilayah Gaza dan untuk malnutrisi akut di Kota Gaza,” bunyi laporan IPC, yang menyerukan penghentian segera konflik serta respons kemanusiaan yang cepat, tanpa hambatan, untuk menyelamatkan nyawa. []

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement