Aceh
Beranda » RSUD Cut Meutia Minta Maaf atas Kasus Kasur Berbelatung dan Berjanji Tingkatkan Pelayanan

RSUD Cut Meutia Minta Maaf atas Kasus Kasur Berbelatung dan Berjanji Tingkatkan Pelayanan

Direktur RSUD Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, SpM

LHOKSEUMAWE – Manajemen RSUD Cut Meutia di Aceh Utara menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga pasien serta masyarakat luas menyusul viralnya kasus pasien yang terpaksa menggunakan kasur dalam kondisi tidak layak karena ditemukan belatung.

Direktur RSUD Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, SpM, Senin (06/10/2025) menegaskan bahwa pihaknya langsung mengambil langkah perbaikan. Upaya tersebut mencakup peningkatan fasilitas, sarana, prasarana, serta kualitas sumber daya manusia, baik tenaga medis maupun staf manajemen rumah sakit.

Menurut dr. Syarifah, kejadian ini terjadi akibat kesalahan manusia (human error) dalam pelayanan, di mana kasur yang seharusnya sudah tidak digunakan karena kondisinya tidak layak justru kembali dipakai.

“Faktor beban kerja yang tinggi, tingginya jumlah pasien, dan keterbatasan ruang perawatan saat itu turut memengaruhi terjadinya insiden ini,” ungkapnya.

Setelah kasus ini menjadi perhatian publik, dr. Syarifah segera menggelar rapat dengan jajaran manajemen untuk melakukan investigasi menyeluruh. Hasilnya, dalam waktu 24 jam, rumah sakit memutuskan untuk mengganti kepala ruangan yang bertanggung jawab, memberikan pembinaan kepada petugas yang dianggap kurang responsif terhadap keluhan pasien, serta melakukan penataan ulang ruang perawatan terkait.

Gubernur Muzakir Manaf Hadiri Peringatan Haul ke-5 Abu Paloh Gadeng di Aceh Utara

“Manajemen juga telah menyebarkan informasi terkait kejadian ini ke seluruh unit pelayanan agar peristiwa serupa tidak terulang,” tambah dr. Syarifah.

Lebih lanjut, RSUD Cut Meutia berkomitmen untuk memperbaiki komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien dengan memperkuat standar operasional prosedur (SOP) serta alur pelayanan. Dr. Syarifah menekankan pentingnya sikap empati dalam pelayanan. “Kami selalu mengingatkan petugas bahwa mereka melayani pasien yang sedang dalam kondisi sakit, sehingga empati harus menjadi prioritas,” katanya.

Sebagai rumah sakit tipe B pendidikan dan rujukan antar-kabupaten, RSUD Cut Meutia memandang insiden ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas layanan. Manajemen juga membuka saluran pengaduan, baik secara langsung maupun melalui media sosial, untuk menampung kritik dan saran dari masyarakat.

“Kami akan mengelola setiap masukan dan keluhan dengan baik agar dapat diubah menjadi pengalaman positif bagi pasien yang menerima pelayanan di RSUD Cut Meutia,” tutup dr. Syarifah.

Kepala SPPG di Bekasi Diduga Lakukan Pelecehan dan Penganiayaan terhadap Karyawati, Polisi Ambil Tindakan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement