Dunia
Beranda » Remaja Palestina Berhasil Keluarkan Peluru dari Kepala Pasca Ditembak Israel

Remaja Palestina Berhasil Keluarkan Peluru dari Kepala Pasca Ditembak Israel

Sarah Alwady bersama Dokter Muhammad Tawfik

GAZA – Seorang remaja Putri asal Palestina di Jalur Gaza, Sarah Al-Awady, berhasil mengatasi cobaan berat setelah peluru yang bersarang di kepalanya selama empat bulan akhirnya dikeluarkan. Peluru tersebut mengenai kepalanya akibat penembakan yang dilakukan pasukan Israel pada 22 Oktober 2024, saat ia berada di kamp pengungsian Al-Zawaida bersama keluarganya.

Dalam wawancara bersama CBS News, Al-Awady, yang berusia 18 tahun, menceritakan bahwa insiden itu terjadi saat ia tengah duduk bersama keluarga di pagi hari. Tiba-tiba, kamp mereka diserang oleh drone quadcopter Israel.

“Saya merasa kepala saya seperti dipukul benda keras,” ujarnya.

Keluarganya panik menyadari ada peluru yang mengenai kepalanya dan segera membawanya ke Rumah Sakit Shuhada al-Aqsa.

CBS News telah meminta tanggapan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terkait penggunaan drone bersenjata di Gaza serta klaim Al-Awady. Dalam pernyataan pada 12 Maret 2025, IDF menyatakan bahwa operasi mereka sesuai hukum internasional dan hanya menyasar fasilitas militer sambil berupaya meminimalkan risiko bagi warga sipil. Namun, IDF tidak dapat mengomentari kasus spesifik Al-Awady tanpa detail waktu dan lokasi yang lebih jelas, serta menolak merinci jenis pesawat yang digunakan dengan alasan keamanan.

Ody Cempeudak Ajak Persatuan Hadapi Sengketa Empat Pulau Aceh: “Kajeut Takeubah Bangai Nyan Siat”

Setelah kejadian, Al-Awady menghadapi kesulitan mendapatkan perawatan medis memadai di tengah krisis pasokan akibat konflik. Dokter di Gaza mendapati peluru tertanam di tengkoraknya, tepat di belakang mata kanan, tetapi tidak memiliki peralatan untuk mengeluarkannya. Ia pun hanya diberi obat penghilang rasa sakit dan memilih bertahan di rumah sakit demi mencegah infeksi akibat kondisi kamp yang penuh debu.

Pada awal November 2024, tim relawan medis menemukan Al-Awady dan berupaya membantu. Dokter Mesir, Mohamed Tawfik, bahkan melibatkan ayahnya, Ahmed Tawfik, seorang dokter mata, untuk memberikan saran jarak jauh. Namun, Ahmed tidak bisa masuk ke Gaza karena penutupan perbatasan Rafah.

“Saya merasa ini kasus saya,” ujar Ahmed, yang terus memantau kondisi Al-Awady meski akhirnya putranya kembali ke Mesir.

Selama berbulan-bulan, Al-Awady hidup dalam ketakutan kehilangan penglihatan mata kanannya. Ia sempat berharap dirawat di luar negeri, tetapi prosesnya terhambat.

Harapan muncul saat gencatan senjata antara Hamas dan Israel diberlakukan pada 19 Januari 2025. Pada 8 Februari 2025, Organisasi Kesehatan Dunia mengabarkan bahwa ia akan dibawa ke Mesir untuk perawatan.

Polemik Kepemilikan Empat Pulau di Perbatasan Aceh dan Sumatera Utara Makin Memanas

Di Mesir, Al-Awady ditangani oleh Dokter Tawfik di rumah sakit di Al-Sharqia Governorate. Tim medis, yang terdiri dari spesialis mata, bedah saraf, dan radiologi, merancang operasi rumit untuk mengeluarkan peluru tanpa merusak saraf optik.

“Peluru itu berada di posisi yang menguntungkan pasien, tapi menyulitkan kami,” ungkap Dr. Mohamed Khaled Shawky dari Pusat Radiologi Al Nour.

Operasi dilakukan melalui rongga mata untuk menghindari kerusakan otak, meski ada risiko besar seperti pendarahan atau kebutaan total.

“Saya takut, tapi saya pasrah dan berdoa,” ujar Al-Awady.

Ia memasuki ruang operasi dengan semangat yang dikuatkan oleh tim medis. Operasi yang dilakukan pada pekan lalu berjalan sukses. Tawfik menyebut peluru itu telah berkarat dan menyebabkan infeksi parah.

Sengketa Empat Pulau: Bara dalam Sekam Perdamaian Aceh

Kini, kondisi Al-Awady stabil, dan ia tengah menjalani pemulihan dengan harapan penglihatannya dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan setelah perawatan lanjutan.

“Tujuan saya mengakhiri rasa sakitnya dan menjaga penglihatannya,” kata Tawfik, optimistis dengan perkembangan pasiennya. (**)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement