Teheran – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa negaranya telah memberikan “tamparan di wajah Amerika” melalui serangan terhadap pangkalan militer AS di Qatar. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato publik pertamanya setelah gencatan senjata dengan Israel, yang diumumkan usai 12 hari konflik bersenjata.
Dalam rekaman video yang disiarkan televisi pemerintah Iran, Khamenei terlihat lebih lelah dan berbicara dengan suara serak. Pidato selama lebih dari 10 menit itu dipenuhi ancaman dan peringatan kepada Amerika Serikat dan Israel.
Ia mengecilkan dampak serangan AS pada 22 Juni lalu terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, yang menggunakan bom penghancur bunker dan rudal jelajah. Khamenei membantah klaim Presiden AS Donald Trump bahwa serangan tersebut “menghancurkan sepenuhnya program nuklir Iran,” dengan menyebutnya sebagai “berlebihan.”
Dampak Serangan AS dan Respons Iran
Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengonfirmasi bahwa kerusakan fasilitas nuklir Iran akibat serangan AS dan Israel “sangat besar.” Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, mengakui pada 25 Juni bahwa instalasi nuklir negaranya “rusak parah.”
Pernyataan resmi ini mempertegas ketegangan antara Iran dengan AS dan sekutunya. Dunia kini menanti langkah selanjutnya dari Teheran dan respons Washington.
Kemunculan Khamenei Setelah Hilang dari Publik
Khamenei tidak terlihat di publik sejak perang pecah pada 13 Juni, ketika Israel menyerang fasilitas nuklir dan target militer Iran. Setelah serangan AS pada 22 Juni, Trump memfasilitasi gencatan senjata yang berlaku sejak 24 Juni.
Khamenei memperingatkan AS agar tidak melanjutkan serangan, dengan menyebut bahwa Washington hanya ikut campur karena khawatir “rezim Zionis akan hancur total.” Ia menegaskan, serangan Iran ke pangkalan AS di Qatar membuktikan bahwa Teheran memiliki akses ke pusat-pusat strategis AS di kawasan.
“Jika terjadi agresi, musuh akan membayar mahal,” tegasnya.
Kehidupan di Iran Mulai Pulih Pasca-Gencatan Senjata
Sejak gencatan senjata, aktivitas di Iran perlahan normal. Pada 26 Juni, pemerintah membuka kembali sebagian wilayah udara yang sebelumnya ditutup. Toko-toko di Teheran mulai beroperasi, dan lalu lintas kembali ramai.
Menurut data resmi, 606 orang tewas dan 5.332 luka-luka dalam konflik ini. Sementara kelompok HAM di Washington melaporkan, serangan Israel menewaskan sedikitnya 1.054 orang, termasuk 417 warga sipil. Di pihak Israel, 28 orang dilaporkan tewas.
Iran Luncurkan 550 Rudal, Israel Serang 720 Target
Selama 12 hari perang, Iran meluncurkan lebih dari 550 rudal ke Israel, dengan tingkat intersepsi mencapai 90%. Sementara Israel menyerang 720 target militer Iran dan delapan lokasi nuklir.
Trump menyatakan bahwa pejabat AS dan Iran akan bertemu minggu depan untuk pembicaraan damai. Namun, Iran belum mengonfirmasi pertemuan tersebut.
Parlemen Iran Percepat Penghentian Kerja Sama dengan IAEA
Parlemen Iran menyetujui proposal untuk mempercepat penghentian kerja sama dengan IAEA, badan yang memantau program nuklir Iran selama ini. Langkah ini memperuncing ketegangan dan memerlukan perhatian global.
Komentar