Apakah Los Blancos Benar-Benar Membidik Haaland?
Klub raksasa Spanyol, Real Madrid, memang kerap menerapkan strategi transfer bergengsi ala “Galacticos” di era kepemimpinan Florentino Perez. Mereka sempat santer dikaitkan dengan Erling Haaland saat penyerang Norwegia itu membuka kemungkinan meninggalkan Borussia Dortmund. Namun, rencana tersebut urung terwujud setelah Haaland memutuskan bergabung dengan Manchester City, mengikuti langkah ayahnya, Alf Inge.
Walaupun demikian, ketertarikan Madrid terhadap Haaland dikabarkan belum sepenuhnya hilang, terutama menyusul catatan gol impresif yang terus ditorehkan sang pemain bersama The Citizens. Meski begitu, kontrak Haaland yang kini diperpanjang hingga 2034 membuat prospek kepindahannya semakin tipis.
Keputusan Madrid Hindari Haaland Disebut Langkah Pintar
Real Madrid memang selalu siap memburu bintang-bintang top dunia, tetapi kini mereka telah sukses mengubah Kylian Mbappe menjadi ujung tombak yang mematikan di posisi penyerang tengah. Slot nomor 9 sudah terpenuhi dengan optimal, sehingga kehadiran Haaland justru berpotensi mengacaukan harmoni skuad.
Pendapat itu disampaikan oleh eks gelandang Real Madrid, Wesley Sneijder, dalam wawancaranya dengan AdventureGamers: “Menurut saya, Real Madrid telah membuat keputusan tepat dengan tidak mendatangkan Erling Haaland. Ada saat ketika mereka mempertimbangkan untuk menempatkan Mbappe di sayap kiri dan Haaland sebagai penyerang utama, tapi pendekatan mereka saat ini jauh lebih efektif. Bagi saya, Mbappe sekarang benar-benar tampil sebagai seorang striker murni.”
“Cara dia menguasai area depan sangat istimewa. Dia tampil lebih unggul sebagai penyerang tengah daripada winger kiri. Oleh karena itu, merekrut Haaland sudah tidak relevan lagi. Ini berita bagus untuk Manchester City!”
Calon Pengganti Messi dan Ronaldo: Sneijder Sebut Tiga Figur Potensial
Baik Haaland maupun Mbappe diproyeksikan akan terus bersaing ketat dalam perburuan Ballon d’Or setiap musim. Keduanya pernah masuk nominasi utama, tapi hingga kini belum berhasil merebut trofi bergengsi itu.
Saat ini, dengan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang mendekati akhir karier, peluang bagi talenta muda untuk meraih Bola Emas semakin lebar. Bahkan, Paris Saint-Germain telah menghasilkan pemenang Ballon d’Or teranyar melalui Ousmane Dembele pada 2025.
Sneijder, yang pernah menjadi kandidat kuat penghargaan tersebut setelah membawa Inter Milan di bawah Jose Mourinho meraih Liga Champions plus treble pada musim 2009/10, memprediksi siapa yang akan mendominasi sepakbola global dalam dekade mendatang: “Setelah Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo benar-benar pensiun, diskusi akan beralih ke Mbappe, Vinicius Junior, dan Lamine Yamal, mirip seperti kita dulu membahas Messi dan Ronaldo. Ini tentang siklus generasi. Saat Diego Maradona pensiun, muncul pula bintang-bintang baru.”
“Seratus tahun ke depan, orang mungkin tidak lagi membahas Mbappe, Vinicius, atau Yamal. Akan ada generasi baru yang menggantikannya. Tapi ketika mereka pensiun, kita akan mengingat Mbappe, Yamal, dan Vinicius dengan cara yang sama seperti kita mengenang Ronaldo dan Messi hari ini.”
Tantangan Baru untuk Mbappe dan Haaland: Kemunculan Lamine Yamal
Mbappe dan Haaland pernah menduduki posisi tiga besar Ballon d’Or 2023, tetapi mereka kalah dari Messi yang meraih gelar kedelapan setelah membawa Argentina juara Piala Dunia 2022. Sejak itu, nama mereka tak lagi muncul di podium, digantikan oleh Rodri dan Dembele sebagai dua pemenang terkini.
Kini, ancaman segar datang dari kubu Barcelona. Lamine Yamal, yang baru berumur 18 tahun, berhasil menjadi runner-up Ballon d’Or 2025 dan dianggap memiliki bakat untuk mengikuti jejak Messi serta Ronaldo sebagai ikon sepakbola dunia. Dengan hadirnya generasi muda seperti Yamal, Mbappe dan Haaland harus bekerja lebih giat agar tidak ketinggalan dalam kompetisi merebut penghargaan individu paling prestisius di dunia bola.



Komentar