GAZA CITY – Serangkaian serangan udara Israel mengguncang Jalur Gaza pada Minggu (24/8) waktu setempat, saat pasukan Tel Aviv mempersiapkan operasi militer terbaru di Kota Gaza, kota terbesar di wilayah itu. Sedikitnya 42 orang meninggal dunia akibat aksi militer terbaru tersebut.
Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Bassal, sebagaimana dikutip dari AFP dan Al Arabiya pada Senin (25/8/2025), menyatakan bahwa sejumlah serangan udara menghantam wilayah sekitar Kota Gaza, yang menjadi target utama militer Israel untuk dikuasai.
Menurut Bassal, salah satu serangan udara menyasar lingkungan al-Sabra, menyebabkan setidaknya delapan orang meninggal dunia.
Serangan lainnya juga terjadi di berbagai wilayah Gaza. Bassal menambahkan, “Total korban meninggal dunia kini mencapai sedikitnya 42 orang.”
Hingga kini, militer Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan badan pertahanan sipil Gaza mengenai serangan mematikan tersebut.
Warga Gaza menggambarkan kondisi di wilayah mereka sebagai “sangat mencekam” dengan ancaman terhadap keselamatan warga sipil yang semakin meningkat.
“Kondisi di sini sangat berbahaya … Setiap hari, setiap saat, ada pengeboman, ada yang syahid, ada kematian, dan ada darah — kami sudah tidak kuat lagi,” ujar Ibrahim al-Shurafa, warga al-Sabra, saat berbincang dengan AFP.
Ia menambahkan bahwa serangan dan pengeboman masih terus berlangsung.
“Kami bingung harus pergi ke mana. Kematian seolah mengintai kami di mana saja,” ungkap Al-Shurafa.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, sedikitnya 62.686 warga Palestina, mayoritas warga sipil, telah meninggal dunia akibat serangkaian serangan Israel. []
Komentar