BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, yang akrab disapa Mualem, mengirim surat resmi kepada Gubernur Massachusetts, Maura Healey, serta Pemerintah Kota Salem, Amerika Serikat, untuk meminta pelestarian jejak sejarah Aceh yang terdapat pada segel dagang Kota Salem.
Mualem menekankan pentingnya mempertahankan lambang bersejarah Kota Salem yang mencerminkan hubungan perdagangan antara Aceh dan Salem pada abad ke-18.
“Alih-alih menghapus lambang tersebut, kita dapat memperkaya maknanya melalui kerja sama di bidang pendidikan, pertukaran budaya, serta menjajaki hubungan kota kembar antara Banda Aceh dan Salem,” tulis Mualem dalam suratnya, pada Sabtu (19/07/2025).
Menurut Mualem, lambang tersebut merupakan simbol berharga dari hubungan historis antara Aceh dan Amerika yang terjalin jauh sebelum hubungan diplomatik resmi kedua wilayah terbentuk, terutama melalui perdagangan lada yang menjadi komoditas utama pada masa itu. Ia menggarisbawahi bahwa menjaga lambang ini adalah wujud penghormatan terhadap sejarah bersama dan memperkuat ikatan budaya antara Aceh dan Salem.
Surat tersebut juga ditembuskan kepada anggota parlemen Amerika Serikat dan Duta Besar AS untuk Indonesia, menunjukkan komitmen kuat Pemerintah Aceh dalam menjaga warisan sejarah ini. Langkah ini menjadi titik penting untuk mempererat kembali hubungan masyarakat Aceh dan Amerika Serikat yang telah terjalin selama lebih dari dua abad.
Segel Dagang Kota Salem menampilkan gambar seorang penduduk dengan pakaian tradisional Aceh serta tulisan dalam bahasa Latin yang berarti “Ke pelabuhan terjauh yang kaya di Timur”. Gambar tersebut mencerminkan hubungan erat antara Kerajaan Kuala Batu (kini bagian dari Aceh Barat Daya) di bawah Kesultanan Aceh Darussalam dengan pedagang rempah dari Salem.
Pada masa itu, sebelum pecahnya perang besar, kapal-kapal dagang dari Amerika sering berlabuh di Kerajaan Kuala Batu untuk membeli rempah-rempah, khususnya lada, yang menjadi komoditas unggulan Aceh.
Komentar